Postingan

Berbagi Telur Ceplok*

Gambar
  hanya satu yang ia tahu: telurnya terbagi Önder Örtel - Fotografi (pexels.com) sesaat setelah kembali terjaga tangannya langsung meraih air minum; segera membasahi kerongkongannya yang hampir kering sebelum akhirnya kesadarannya genap kemudian ia bangun dan berjalan sekalipun kadang terlihat jalannya dipaksakan suatu kali ia membersihkan tubuhnya; dengan sabun, pasta gigi, dan juga shampo kemudian ia sarapan; dengan sepiring nasi dan telur ceplok ia kembali minum semua berjalan sebagaimana biasa sampai kemudian; ia pulang sekolah dengan membayar angkutan yang biayanya lebih besar sampai di rumah ia ambil lemarinya; ia menabung; dengan uang yang lebih sedikit dari biasanya hari kemudian berganti; juga porsi telur yang pagi selanjutnya harus terbagi; satu telur ceplok untuk dua orang; ia belum banyak tahu soal banyak hal; ia belum tahu soal harga keekonomian bahan bakar minyak; juga belum tahu mengenai subsidi, yang katanya dipangkas sebab yang ia tahu: pagi itu sarapan kegemarannya; t

Tertolaknya Pleidoi*

Gambar
  Semua tanggal, kecuali sifat rahim-Nya Sora Shimazaki · Fotografi (pexels.com) Akan tiba masa Ketika keberatan-keberatan seolah sia-sia; Sebab tak ada lagi ruang manipulasi; Karena lelaku-lelaku telah dinilai apa adanya Pembelaan-pembelaan urung menjadi pembelaan; Banyak permintaan jauh dari kata dikabulkan Semua; Segala Sudah terlanjur tandas; Termasuk harapan-harapan Sejak lidah sudah mengelu; Tak kuasa mengeja firman-Nya Adapun yang sisa hanya satu: Dia, dan sifat rahim-Nya, yang tak terpisahkan *) Puisi sedang dalam proses moderasi, setelah diunngah ke idntimes.com dari akun IDN Times Penulis pada Kamis, 4 Februari 2021

Lemari Rindu

Gambar
Tersusun rapih melebihi penggunaan rumusan ruang tertentu pexels.com/id-id/@curtis-adams-1694007 Dalam suatu rencana yang aku susun diam-diam ada sesuatu yang paling rahasia ia seumpama enigma yang disusun dengan bahasa paling entah lengkap dengan rumus yang lebih rumit dari rumus paling rumit yang pernah ada kerahasiaan yang sempurna; ia dilingkungi malam-malam yang gulita   adalah seuntai doa yang dirapalkan penuh harap, mengiba jika rencana dalam tiap-tiap deret doaku adalah rahasia tentu isi dari doa-doa itu lebih rahasia dari rahasia tentang sebaris nama yang memaksaku memasok rindu terus-menerus; tersusun rapih dalam sesuatu mewujud almari yang cukup usang namun tak mau diganti; apalagi dibeli; bukan juga untuk direcoki sesiapa pun kecuali, oleh empunya nama yang membuat lemari berjejal-jejal rindu; sebab rindu terus datang; dan doa-doa terus diucapkan penuh kehati-hatian   Hingga, seisi lemari adalah cindera mata paling diburu; sebab doa-doa telah mengkristal; tersusun rapi; seu

Sepi yang Puisi*

Gambar
Pada dominasi namamu yang muncul pada kala sepi  pexels.com/id-id/foto/air-alam-awan-batu-1478685/ Ada sepi pada hingar bingar; Sebagaimana seseorang yang terjebak pada pikirannya di tengah kerumunan di stasiun pagi hari Ada keributan dalam sepi; Pada tengkar batin dan kepala   Riuh rendah yang entah; Berkecamuk di tengah sepi Mengombak menghempas; Dalam dada; Menggema dalam kepala   Adalah ternyata sebabnya Yang tak lain namamu; Menjejal Menjejal dalam puisi-puisi; Memaksa dan terus memaksa: Hingga aku bingung memilih diksi Pada dini hari Dini hari Pada puisi Yang dibingkai sepi Hampir-hampir menjadi pusara; Sebab terus terperangkap Dalam namamu Yang mendominasi puisiku pada kala sepi *) puisi dalam proses moderasi, setelah diunggah ke idntimes.com dari akun IDN Times penulis pada Selasa, 2 Februari 2021

Gerimis Februari*

Gambar
Rinai-rinai Februari yang puisi        pexels.com/id-id/@aline-nadai-944439 Musim belakangan boleh jadi semakin tidak menentu, Sebagaimana rindu yang tetiba menyita perasaanku; Sejurus bayang-bayangmu datang melulu; Percis, seperti hujan pada bulan Februari   Pada intensitas hujan belakangan, Selain tentu menghujan segala dan lalu kebasahan; Ia juga membuat genangan; Pun, suatu kali juga kenangan; Yang menumbuhkan kerinduan yang bermekaran   Tiada yang keliru dari suatu kerinduan; Selagi tidak direspons dengan sesuatu yang dekat dengan kealpaan Adalah doa-doa yang menjadi pilihan; Yang barang kali dapat mengusap-usap hati yang penuh kerinduan; Memintanya untuk lebih sabaran   Hujan, adalah waktu yang didapuk sebagai waktu mustajabnya doa-doa; Sehingga adalah aku yang merasakan kerinduan ini, Memilih menghujanimu: Dengan doa-doa Doa-doa, Yang semoga hujan menjadi perantara; Agar doa-doa menjadi kenyataan     *) puisi sedang dimoderasi, setelah diunggah di idntimes.com dari akun IDN Comm

Dihujani Doa-Doa*

Gambar
  Hatimu bersambut bermekaran, setelah doa-doa menghujan pexels.com/id-id/@sachith-hettigodage-685810 Musim belakangan boleh jadi semakin tidak menentu, Sebagaimana rindu yang tetiba menyita perasaanku; Sejurus bayang-bayangmu datang melulu; Percis, seperti hujan pada bulan Februari   Pada intensitas hujan belakangan, Selain tentu menghujan segala dan lalu kebasahan; Ia juga membuat genangan; Pun, suatu kali juga kenangan; Yang menumbuhkan kerinduan yang bermekaran   Tiada yang keliru dari suatu kerinduan; Selagi tidak direspons dengan sesuatu yang dekat dengan kealpaan Adalah doa-doa yang menjadi pilihan; Yang barang kali dapat mengusap-usap hati yang penuh kerinduan; Memintanya untuk lebih sabaran   Hujan, adalah waktu yang didapuk sebagai waktu mustajabnya doa-doa; Sehingga adalah aku yang merasakan kerinduan ini, Memilih menghujanimu: Dengan doa-doa Doa-doa, Yang semoga hujan menjadi perantara; Agar doa-doa menjadi kenyataan   *) puisi sedang dimoderasi, setelah diunggah di idntime

Sayup-Sayup*

Gambar
  pexels.com/id-id/@pixabay Di Indonesia, Terminologi mahasiswa boleh jadi tidak lebih dulu dibanding yang lainnya; Kaum terpelejar, misalnya; Inteligensia, salah satunya; Pemuda, terkadang juga; Serta yang lainnya   Ada pun nilai-nilai yang ada, Diklaim masih sama; Termasuk yang selalu diasosiakan terhadap mahasiswa; Idealismenya   Soal-soal kebenarannya, Silakan kita tangkap dari gejala-gejala yang ada; Pun, juga akan lebih hidup bila tema demikian dihidup-hidupi; Menjadi suatu diskursus, misalnya   Termasuk perannya yang belakangan melulu diperdebatkan; Yang satu bilang mahasiswa cukup fokus pada studinya; Yang lainnya tidak; Mahasiswa terus diharapkan menjadi penyambung suara; Tentu suara massa rakyat Indonesia   Boleh jadi salah satunya karena hal itu, Mahasiswa gamang akan perannya; Selain bias orientasi dalam mengenyam pendidikan; Atau orientasi pendidikan itu sendiri   Apa pun itu, Adalah suatu yang tidak bisa terelakkan; Bahwa suara-suara itu, Hanya sayup-sayup di telinga; Bai